Minggu, 02 Desember 2012

Meningkatkan Ketahanan Pribadi dan Generasi Muda dalam Pembangunan

     Ketahanan pribadi adalah tumpuan dasar atau pondasi ketahanan keluarga, lingkungan, dan daerah yang menopang ketahanan nasional. Ketahanan nasional, berupa kemampuan, keuletan dan ketangguhan suatu bangsa untuk menjamin kelangsungan hidupnya dalam mewujudkan kejayaan bangsa dan negara, sangat bergantung dari ketahanan pribadi-pribadi manusia yang terlibat dalam suatu kehidupan bernegara.
Konsep ketahanan pribadi dan ketahanan nasional memang tidak begitu populer ketimbang pembangunan ekonomi atau politik, padahal ia merupakan hal yang sangat mendasar yang menentukan kemajuan suatu bangsa.
Generasi muda adalah penentu masa depan bangsa dan negara, karena merekalah yang akan menggantikan generasi yang sekarang menjalankan peran dalam pembangunan. Seberapa besar peran yang akan dimainkan generasi muda sangat tergantung bagaimana pribadi-pribadi mempersiapkan diri melalui berbagai upaya, seperti menempa diri melalui pendidikan, pelatihan dan mengembangkan bakat/talenta sehingga benar-benar siap memasuki lapangan kerja yang penuh dengan kompetisi. Tanpa sikap disiplin, belajar dan bekerja keras tidak mungkin kita bisa bersaing dengan orang lain, daerah lain atau bangsa lain yang sudah lebih maju.
Ceramah ini bertujuan untuk memberi gambaran dan motivasi bagi generasi muda NTT, khususnya para mahasiswa Stikes Citra Husada Mandiri Kupang, agar dapat meningkatkan ketahanan pribadi dan peran yang lebih besar dalam ketahanan daerah dan pembangunan  NTT di masa depan.
Pembentukan Pribadi
Sebelum membahas tentang peningkatan ketahanan pribadi, kita perlu mengenal sekilas tentang kepribadian manusia dan unsur-unsurnya. Kartini Kartono dalam bukunya berjudul “ Teori Kepribadian” menulis bahwa kepribadian manusia terdiri atas individualitas biologis dan individualitas psikologis. Keprbadian manusia terdiri dari unsur-unsur :
  • Vitalitas, yaitu daya pendorong dari kehidupan, baik bersifat jasmani/phisik maupun mental / psikis. Vitalitas adalah daya hidup atau daya rentan hidup.
  • Temperamen, adalah kondisi psikis atau “Aku”  psikis yang erat kaitannya dengan jasmaniah. Temperamen psikis manusia  dibawa sejak lahir, di dalamnya terdapat elemen-elemen yang relatif konstan, temperamen sering tidak dikuasai kemauan dan hampir tidak mungkin diubah/dididik.
  • Karakter, adalah “Aku” psikis yang mengekspresikan diri dalam bentuk tingkah laku dan keseluruhan dari Aku manusia. Sebagian disebabkan oleh bakat pembawaan dan sifat-sifat sejak lahir, sebagian dipengaruhi lingkungan. Karakter mempunyai kemungkinan untuk diubah/dididik.
  • Bakat /Talenta, mencakup segala faktor yang ada pada individu sejak awal pertama kehidupan yang kemudian menumbuhkan perkembangan keahlian, kecakapan, ketrampilan, spesialitas tertentu. Bakat bersifat laten, tersembunyi dan bisa berkembang sepanjang hidup manusia dan dapat diaktualisasikan potensinya. Potensi yang terpendam dan masih belum digunakan dapat dibuat aktif dan aktual, sehingga menjadi talenta atau multi-talenta.
  • Totalitas kepribadian, yaitu diferensiasi regulasi dan integrasi kepribadian,  proses yang membuat keseluruhan jasmani dan rokhani manusia menjadi satu kesatuan yang harmonis, karena terjadi sistem pengaturan yang rapi terhadap perbedaan dan pekerjaan dari masing-masing bagian dan selanjutnya menjadi satu totalitas kepribadian.
Dengan mengetahui secara garis besar tentang unsur-unsur kepribadian manusia akan membantu kita menentukan bagaimana meningkatkan ketahanan pribadi dengan berbagai upaya dan proses yang benar dalam kehidupan. Ketahanan pribadi adalah kondisi dinamis atau penampilan seseorang yang terdiri dari keuletan, ketangguhan, dan kemampuan dalam mengembangkan kekuatan diri menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang datang dari dalam dan luar dirinya yang membahayakan integritas, identitas, dan eksistensi dirinya untuk mencapai tujuan dan cita-cita sesuai visi pribadi yang dimiliki.
Upaya Meningkatkan Ketahanan Pribadi
Ada beberapa upaya meningkatkan ketahanan pribadi, yaitu melalui pendidikan, pengajaran dan pelatihan (Tri Darma Keguruan), pembentukan disiplin diri, melatih disipilin dan kemandirian, memiliki visi pribadi, melatih kebiasaan hidup sehat secara jasmani dan rohani untuk menjadi manusia kaya arti dalam proses pembangunan daerah/bangsa.
Beberapa upaya meningkatkan ketahanan pribadi di bawah ini adalah cara-cara praktis berdasarkan pengalaman empiris penulis, yang mungkin bermanfaat untuk dibagikan (sharing) bagi generasi muda.
  • Pendidikan. Pendidikan adalah proses pembentukan budi pekerti dan akhlak-iman manusia secara sistematis, baik aspek ekspresifnya yaitu kegairahan, kesungguhan, dan ketekunan, maupun aspek normatifnya yaitu etiket, etika, dan kesusilaan. Seseorang dikatakan berhasil dalam menempuh pendidikan apabila ada perubahan dalam dirinya berupa budi pekerti dan akhlak-iman yang lebih baik, optimis, lebih bersemangat dalam bekerja/belajar, tertib, loyal, setia, dan berintegritas. Pendidikan sangat berkaitan dengan pembentukan karakter manusia dalam unsur kepribadian. Ada pepatah : “Kalau ingin memetik hasil jangka pendek tanamlah jagung atau padi, kalau ingin jangka panjang tanamlah kelapa. Tetapi kalau ingin memetik hasil sepanjang hayat, maka didiklah manusia !”
  • Pengajaran. Proses mentransfer data, informasi dan ilmu, dari guru ke siswa/mahasiswa, sehingga para pembelajar menjadi orang yang berpengetahuan positif, yaitu pengetahuan yang mencerahkan, memperlengkapi dan memberdayakan diri. Karena luasnya ilmu pengetahuan yang harus dipelajari maka selain menerima data dan informasi, para mahasiswa harus memiliki kegemaran membaca. Orang yang pandai adalah orang yang senang dan rajin membaca. Buku, taman bacaan, dan perpustakaan harus menjadi bagian dari kehidupan generasi muda yang ingin berhasil. Tiap individu sebaiknya mempunyai semacam perpustakaan mini /pribadi (kamus, esiklopedi, berbagai disiplin ilmu dll) sebagai referensi pribadinya.
  • Pelatihan. Pelatihan adalah proses pembentukan dan penajaman keterampilan yaitu segala macam keterampilan yang dibutuhkan manusia untuk hidup, belajar, dan bekerja secara berhasil. Berbagai jenis keterampilan yang diperlukan, seperti soft skills, academic skills, technical skills, moral skills, professional skills, dan lain-lain.  Perlu diperhatikan bahwa keterampilan-keterampilan ini (didukung oleh bakat/talenta/multi-talenta) merupakan penopang dalam hidup sehari-hari, misalnya mulai pekerjaan supir angkot, tukang cukur, tukang bangunan, sampai profesi perawat, dokter, ahli komputer, pengarang, pengajar, dosen dsb dapat menjadi sumber penghasilan bagi seseorang. Motivator ulung Gde Prama pernah mengatakan : “ilmu pengetahuan dapat membuat seseorang orang menjadi pandai, tetapi yang menghidupi dirinya adalah keterampilannya”. Oleh sebab itu sangat dianjurkan agar orang memiliki satu atau beberapa jenis keterampilan yang dapat digunakan untuk menunjang kehidupannya.
  • Disiplin. Disiplin adalah seperti nafas kehidupan pribadi dan organisasi dalam mendukung keberhasilan tugas. Pembentukan disiplin di lembaga-lembaga pendidikan dan asrama pada awalnya dilakukan dengan upaya ”pemaksaan” disertai sanksi pelanggaran, agar apa yang telah direncanakan dapat diselesaikan pada waktunya. Lama kelamaan disiplin menjadi “kebiasaan” dalam pribadi-pribadi berupa disiplin diri sendiri (self discipline) yang sangat membantu dalam penyelesaian tugas. Dengan disiplin diri maka cara pandang terhadap tugas berubah, dari beban yang berat menjadi pelayanan dengan gembira terhadap sesama. Sebagian besar pribadi-pribadi yang sukses adalah mereka yang memiliki disiplin kerja/belajar.
  • Menghargai dan Mengelola Waktu. Waktu adalah pemberian Tuhan kepada manusia, yaitu Waktu Kronos (menit, jam, hari, bulan dsb), Waktu Kairos (peluang/kesempatan), dan Waktu Aion (waktu abadi sesudah kehidupan di dunia). Hargai dan kelola waktu dengan cara : (1) Jangan buang-buang waktu, tetapi investasikan waktu untuk hal-hal yang bermanfaat, (2) Anda harus mengelola waktu secara efektif dan efisien dengan mengendalikan kehidupan Anda. Waktu yang lewat tidak dapat diganti, tidak elastis dan tidak mungkin kembali, (3) Disiplin adalah kunci mengelola waktu. Mulailah dengan hal-hal kecil seperti : lebih baik datang sebelum acara dimulai daripada terlambat semenit ! (4) Anda harus memerangi dan memenangkan waktu, jangan sampai dikalahkan oleh waktu, (5) Biasakan menggunakan agenda pribadi, kalender dan jadwal untuk aktivitas sehari-hari agar jangan ada yang terlupakan, (6) Jangan menunda-nunda pekerjaan yang bisa dikerjakan hari ini, dan jangan biarkan kemalasan menguasai diri Anda, (7) Sediakan waktu untuk berdoa sebelum beraktivitas dan menjalankan tugas sehari-hari, karena doa merupakan kekuatan spiritual yang menopang hidup manusia.
  • Berpikir Positif. Pikiran adalah asal usul dan nenek moyangnya perbuatan. Berpikir positif (positive thinking) adalah jalan menuju sukses, sebaliknya berpikir negatif (negative thinking) adalah jalan menuju kegagalan. (1) Seseorang yang berpikir positif dan berbuat positif menyukai tantangan pada situasi sesulit apa pun. Dengan berpikir positif maka berarti ia telah meraih setengah dari kesuksesannya, karena pikiran yang optimis telah menepis kecemasan dan keraguan yang akan membawa pada kegagalan, (2) Berpikir positif mampu menjadi sumber energi untuk membangun kehidupan yang lebih baik dengan penuh harapan. (3) Berpikir positif mengubah Mission Impossible menjadi Mission Is Possible. Orang yang berpikir positif (Positive Thinker) selalu bilang “saya bisa” dan “Tuhan akan menolong saya”. Berpikir positif adalah bagian dari sikap orang beriman karena ia percaya pada penyelenggaraan Tuhan. Ia tidak mudah menyerah pada kesulitan tetapi berani menghadapi kesulitan. Kalau pun ia mengalami kegagalan, tidak membuatnya putus asa tetapi mampu bangkit kembali dan menjadikan kegagalan itu sebagai cambuk untuk berbuat yang lebih baik. 
  • Ketahui Kelemahan dan Kekuatan Diri. Sebagaimana telah diuraikan dalam unsur-unsur kepribadian di atas, ada variabel kekuatan dan kelemahan dalam setiap pribadi manusia. Penting untuk mengetahui kekuatan agar bisa dioptimalkan, mengetahui kelemahan melalui kesadaran mawas diri atau psikotest agar kelemahan pribadi (karakter, vitalitas, temperamen, bakat ) dapat diatasi atau paling tidak diminimalisasi.
  • Menjadi Manusia Kaya Arti. Berusahalah menjadi Manusia Kaya Arti  yang selalu memberi kontribusi bagi sesama dan organisasi dengan bekerja memikul beban tugas dan tanggung jawab yang diberikan. Jangan menjadi Manusia Miskin Arti yang tidak memberi kontribusi bagi organisasi atau Manusia Berlawanan Arti yang membebani orang lain dan organisasi seperti parasit (benalu) yang tidak berguna dan merugikan orang lain dan organisasi.   
Hal-hal yang Dianjurkan dan Ditabukan
Beberapa hal yang dapat membantu kita untuk mencapai cita-cita sesuai visi pribadi masing-masing, yang dapat membantu atau mengagalkan pencapaian cita-cita, antara lain adalah sebagai berikut ini.
Hal-hal yang Dianjurkan. (1) Hidup sehat secara jasmani , pola makan yang sehat dan teratur sesuai sikon ekonomi masing-masing. Membiasakan makan pagi adalah penting sebelum mulai beraktivitas. (2) Berolahraga secara teratur untuk menjaga kebugaran tubuh, (3) Istirahat cukup, kebiasaan tidur sebelum jam 10 malam dan bangun lebih pagi ternyata merupakan sebuah investasi kesehatan sampai hari tua. (4) Memupuk minat membaca untuk menimba ilmu pengetahuan, pasti berguna untuk kehidupan.  (5) Membangun semangat wirausaha, dengan usaha kecil-kecilan sebagai latihan kemandirian bidang ekonomi. Ubahlah kebiasaan ekonomi konsumtif menjadi ekonomi produktif. Saat ini di Indonesia, hanya ada 0,18 % enterpreneur (400 ribu orang) karena mental anak bangsa yang cenderung ingin menjadi PNS. Orang-orang yang sukses biasanya sudah mulai belajar mandiri dengan berwirausaha kecil-kecilan sejak masih di bangku sekolah/kuliah.
Hal-hal yang Ditabukan. Ada 5 kebiasaan (5M/Molimo) yang tabu bagi seseorang yang ingin meraih sukses dalam hidupnya. (1) Maling, yaitu memiliki barang orang lain secara tidak sah. Kebiasaan mencuri kecil-kecilan dapat menjadikan seseorang menjadi koruptor besar yang tidak merasa bersalah dengan perbuatannya. (2) Madon, yaitu main perempuan atau berganti-ganti pasangan seksual, seks bebas yang berakibat fatal merusak masa depan dan bisa tertular penyakit kelamin, HIV/Aids. (3) Main/Berjudi, yaitu kebiasaan berjudi, spekulasi, gambling, ingin mendapat keuntungan tanpa bekerja, uang kebutuhan hidup disalahgunakan untuk berjudi, (4). Madat, yaitu mengkonsumsi narkoba yang memberi kesenangan sesaat tetapi merusak mentalitas dan masa depan pengguna narkoba. Saat ini 3,2 juta orang Indonesia terbelenggu narkoba, biaya yang dikeluarkan pecandu Rp. 960 miliar perhari, dan setiap tahun 15 ribu anak bangsa direnggut nyawanya karena menggunakan narkoba (data Badan Narkotika Nasional/BNN). (5) Minum Alkohol, yaitu mengkonsumsi minuman berakohol sampai mabuk-mabukan dan merusak kesehatan. Kebiasaan ini harus ditinggalkan oleh generasi muda. Dalam test kesehatan para calon prajurit/ perwira TNI/Polri sebagian pelamar tidak lulus karena kebiasaan minum minuman keras/alkohol sejak usia muda. Kalau pun bisa lulus test tetapi kesehatan akan terganggu (fungsi lever/hati) waktu bertugas berat di lapangan. Juga kebiasaan merokok dapat mengganggu kesehatan (paru-paru, jantung dsb) dan tidak ada manfaatnya sama sekali, sehingga dapat menghambat aktivitas/pelaksanaan tugas.

4 komentar: